Jumat, 07 Oktober 2011

tugas SIM

TUGAS DISKUSI KELAS SIMP MMP

Studi Kasus
1.      Kasus ini diselesaikan dengan pendekatan Manajemen, Teknologi, Organisasi, dan Information System Support (MTOISS).
2.      Bahan rujukan buku SIM, Laudon and Laudon
Kasus I  
Kesulitan di Sukarno-Hatta Airport
Tanggal 3 Maret 2011 seseorang menjemput tamu dari luar negeri yang datang dengan pesawat KLM. Ybs pergi ke terminal 2 dan menemukan ada 2 gates kedatangan luar negeri. Semua papan informasi yang ada tidak berjalan, bahkan sebagian sudah terlepas elemen indikatornya. Display TV yang ada tidak menunjukkan apa-apa, bahkan tidak ada sama sekali display (yang cuma satu-satunya yang berjalan) kedatangan KLM. Mungkin ada ”announcement” tapi sayangnya juga kurang jelas tertutup banyak noise. Jam sudah menunjukkan jam kedatangan KLM. Penjemput lalu pergi ke informasi dan bertanya, lalu disampaikan bahwa pesawatnya sudah mendarat, dan gatenya di gate 2. Jadi, tunggu saja nanti juga keluar. Waktu penantian cukup lama k.l. 1 jam. Sewaktu tamunya keluar ditanya mengapa lama. Ternyata  pertama adalah lamanya proses di imigrasi, dan yang amat penting adalah mereka harus kesana-kemari mencari di belt mana barangnya keluar. Ada  beberapa belts yang bertumpuk dengan informasi yang didisplaykan namun kemudian  ada lagi ralat dimana pada display yang pertama nama nomor penerbangnya hilang begitu saja dan muncul di display lain sehingga penumpang bingung lari kesana-kemari barulah ketemu setelah membaca semua display. Pendatang mengeluh ketidakpuasan dan ketidaknyamanan apalagi dibandingkan dengan Changgi airport.
Tugas diskusi :
Dengan model MTOISS dari buku Laudon, analisislah dimana permasalahannya dan berikan solusi serta saran-saran perbaikannya.
Kasus II
Sukses Air Asia Plane
Hampir semua perusahaan penerbangan sekarang telah memiliki Web dan ticketing systemnya juga sudah dapat dilaksanakan melalui web. Sekalipun demikian hampir semuanya seperti Garuda, Merpati, dll. Masih tergantung kepada cara konvensional dimana pesanan ticket masih dilayani secara biasa dan hanya ada kemudahan pesanan lewat e-mail. Air Asia dapat memberikan tarif yang relatif rendah, dan tidak terdapat ticket kecuali print out computer sebagai bukti. Banyak  Airport yang belum biasa dengan kondisi ini dan kadang-kadang menolak melihat secarik kertas tidak seperti ticket.
Tugas diskusi :
1.      Mengapa ticket air Asia bisa demikian murah, dan analisislah dengan menggunakan ”Value Chain” serta model MTOISS.
2.      Bagaimanakah agar semua penerbangan dapat menekan harga tanpa mengorbankan kepuasan penumpang?
3.      Dalam ”value chain management” faktor-faktor apa saja yang diperhatikan, dan analisislah pendapat anda?

''sukses air asia'' (SIM)


AirAsia Indonesia
Indonesia AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR; Air Wagon International) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Indonesia AirAsia adalah rekan maskapai AirAsia, maskapai penerbangan berbiaya rendah dari Malaysia, di Indonesia.
Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT. AWAIR International. Mereka memulai penerbangan berjadwal ke beberapa kota di Indonesia pada tahun 2000, yang kemudian diikuti pembukaan penerbangan ke luar negeri (Singapura). Persaingan yang ketat di sektor penerbangan di Indonesia membuat AWAIR menghentikan operasinya sekitar setahun kemudian.
Pada tahun 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan orientasi pasarnya ke penerbangan berbiaya rendah. Penerbangan pertamanya dimulai pada Desember tahun itu. Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti nama menjadi PT. Indonesia AirAsia.
Strategi Harga Murah AirAsia
Kita sering mendengar iklan di TV atau media lain bahkan jika kita lihat di internet, harga yang ditawarkan AirAsia adalah sangat murah. Seperti harga dari Medan ke Jakarta dengan harga Rp. 50.000,- pulang pergi atau ada penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000,- sekali jalan. Hal ini dapat dipesan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Bisa saja pemesanan dapat dilakukan 1 bulan, 3 bulan bahkan ada juga 6 bulan sebelumnya.
Yang menjadi pertanyaan saya, ” Kenapa AirAsia dapat melakukan penjualan tiket penerbangan dengan harga yang sangat rendah, apakah mereka tidak rugi..?”
Ternyata hal tersebut di lakukan AirAsia baik itu Malaysia, Indonesia, Singapura dan Thailand sebagai berikut :
Biasanya tiket murah yang dikeluarkan AirAsia seperti di Indonesia adalah penerbangan pada malam hari, bisa saja penerbangan jam 9.00 atau 11.00 malam. Pada saat jam ini adalah penerbangan terakhir mereka pada hari itu, sehingga dengan ada atau tidak penumpang, mereka harus kembali ke hangar pusat mereka. Seperti  contoh : penerbangan Medan- Jakarta dengan harga murah, karena bagaimanapun pesawat tersebut harus kembali ke Jakarta  dengan penumpang atau tidak ada penumpang sama sekali, setelah mengantarkan penumpang ke Medan.  Daripada tidak ada penumpang untuk kembali ke Jakarta, maka mereka menarik minat konsumen dengan penawaran harga yang murah pada malam hari. Hal ini dilakukan karena, pada malam hari jarang penumpang berminat untuk menaiki penerbangangan pada malam hari tersebut. Dengan adanya penawaran tiket murah tersebut, maka penumpang berminat untuk membeli melalui internet dan dipesan beberapa bulan sebelum penerbangan, sehingga pesawat kembali dengan memperoleh penghasilan yang walaupun tidak besar, tetapi paling tidak dapat sedikit menutupi biaya operasional pesawat tersebut untuk kembali ke hangar Jakarta.
Sejak strategi low cost AirAsia dikeluarkan, banyak penerbangan terutama di Indonesia mengikuti jejaknya dengan pengurangan ongkos tikcet penerbangan.
Konsep AirAsia adalah penerbangan yang berbiaya rendah ( low cost ) dengan mengurangi hal-hal yang meningkatkan biaya seperti :
  • Tiket dipesan melalui internet atau dibeli ke counter dengan bentuk tiket selembar kertas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pemborosan yang selama ini dilakukan, dimana tiket menggunakan kertas yang bagus dan jumlah lembarannya hampir 5 lembar. Dengan tiket selembar kertas, maka pemborosan biaya dapat dilakukan.
  • Mengurangi biaya dengan tidak menyediakan menu makanan atau minuman bagi penerbangan yang membutuhkan waktu paling lama 2 jam. Dengan pengurangan penyediaan makanan, diharapkan dapat mengurangi biaya yang di bebankan kepada penumpang.
  • Mengurangi penerbangan dari satu daerah ke daerah atau dari satu negara ke negara lain menggunakan transit. Kalau setiap penerbangan transit, maka biaya pemakaian airport akan di bebankan sangat besar. Untuk itu, mereka berusaha setiap penerbangan tidak ada transit dan langsung ke tempat tujuan.
  • Counter tiket pesawat sangat sedikit dan biasanya pesanan tiket melalui media internet. Hal ini dilakukan agar sedikit mempergunakan tenaga kerja seperti ticketing dan penjaga counter, sehingga pembebanan biaya tenaga kerja dapat diminimalkan.


Rabu, 21 September 2011

Curriculum vitae

nama : Lia Paring Pangesty
Tempat Tanggal lahir : Pekanbaru , 4 April 1989
S1 : Pendidikan Fisika
Pekerjaan : Guru SMP Islam ASSHOFA
Alamat : jalan fajar 3 no 3a labuh baru
HP ; 085271107705
Email : lia.pangesty@gmail.com
alamat blog : lia-pangesty.blogspot.com
status : belum menikah